Membongkar Rahasia Shisha dan Vaporizer


Trend merokok shisha atau di Indonesia sering disebut vape adalah gaya merokok ala timur tengah. Yang membedakan dengan gaya merokok pada umumnya di Indonesia adalah shisha menggunakan tabung berisi air yang didalamnya tembakau dipanaskan dan ditambahkan rasa biasanya buah-buahan. Tabung shisha juga dilengkapi dengan selang untuk menghirup asap yang dihasilkannya. Trend anak muda di Indonesia menggunakan vaporizer atau rokok electric yang dapat dibawa kemana-mana.

Perbedaannya dengan shisha, vaporizer dapat dibawa kemana-mana dan memiliki komponen penyaringan yang tidak serumit shisha.

Merokok dengan shisha dan vaporizer diklaim lebih aman dibandingkan dengan gaya merokok pada umumnya. Klaim ini didasarkan pada kerumitan kedua alat tersebut dalam memfilter zat dalam tembakau. Akan tetapi ternyata semua klaim tersebut keliru menurut WHO merokok shisha dan vaporizer selama 1 jam sama bahayanya dengan menghisap 100 batang rokok.

Sama seperti rokok, shisha dan vaporizer mengandung tembakau dan kandungan beracun lain seperti nikotin, tar, karbon monoksida, arsenic dan timah. Selain itu, asap shisha dan vaporizer ternyata lebih beracun daripada rokok tembakau. Asap shisha dan vaporizer mengandung arsenic dan nikel yang lebih tinggi, kandungan tar 36 kali lebih tinggi dan karbon monoksida 15 kali lebih tinggi.
Gangguan kesehatan yang ditimbulkan rokok shisha dan vaporizer dalam jangka waktu lama tidak jauh berbeda dengan rokok tembakau. Diantaranya adalah:
Penyakit jantung
Zat racun dalam asap shisha dan vaporizer dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penyakit jantung.
Kanker
Perokok shisha biasanya memiliki sesi merokok yang lebih lama daripada perokok tembakau. Hal ini disinyalir menyebabkan perokok menyerap racun lebih banyak daripada perokok tembakau karena zat kimia yang dikandung dalam rokok shisha sama dengan rokok tembakau. Sedangkan dalam vaporizer, menurut penelitian di Jepang mengandung senyawa kimia berbahaya seperti formaldehid serta asetaldehid. Formaldehide sendiri merupakan senyawa yang biasa dijumpai pada material bangunan serta cairan pembalseman. Paparan zat kimia berbahaya inilah yang mengindikasikan merokok shisha dan vaporizer juga dapat menyebabkan kanker. 
Penyakit Gusi
Kandungan nikotin dan kotinin dalam darah dan air liur perokok shisha dan vaporizer dapat mempengaruhi kesehatan jaringan epitel di gusi.
Berdasarkan paparan di atas ternyata merokok shisha dan vaporizer tidak seaman yang diduga pada awalnya. Oleh karena itu alangkah lebih baiknya apabila menghentikan kebiasaan merokok shisha dan vaporizer.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.